Showing posts with label World Politics. Show all posts
Showing posts with label World Politics. Show all posts

Thursday, February 6, 2025

/

 

Presiden dan Wakil Presiden

Memasuki 100 hari pertama masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berbagai survei menunjukkan tingkat kepuasan publik yang signifikan terhadap kinerja pemerintah. Survei Indikator Politik Indonesia mencatat bahwa 79,3% responden merasa puas dengan kinerja Presiden Prabowo dalam periode ini.


Faktor-Faktor Pendukung Kepuasan Publik

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat kepuasan publik antara lain:

  1. Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi: Pemerintah mengklaim telah menyelamatkan Rp6,7 triliun uang negara dari tindak pidana korupsi selama tiga bulan pertama masa pemerintahan.

  2. Peningkatan Infrastruktur: Pemerintah terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, termasuk proyek strategis seperti Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

  3. Stabilitas Ekonomi: Kebijakan ekonomi yang diterapkan berhasil menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kepercayaan investor.


Tantangan yang Dihadapi

Meskipun capaian positif tersebut, pemerintahan Prabowo masih menghadapi beberapa tantangan:

  1. Isu Reshuffle Kabinet: Muncul spekulasi mengenai perombakan kabinet, terutama terkait dengan menteri-menteri yang dianggap kurang seirama dengan visi presiden. Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa Presiden memiliki hak prerogatif untuk mengevaluasi kinerja para menterinya.

  2. Penanganan Konflik di Papua: Rencana pemberian amnesti kepada tahanan politik Papua menjadi sorotan. Legislator PKB menyebut langkah ini sebagai pendekatan baru untuk menciptakan perdamaian.

  3. Pemindahan Ibu Kota Negara: Presiden Prabowo menargetkan IKN menjadi pusat politik pada tahun 2028. Namun, masyarakat mempertanyakan kesiapan anggaran dan dampak sosial dari pemindahan ini.


Respon Publik dan Harapan ke Depan

Tingginya tingkat kepuasan publik menjadi modal penting bagi pemerintahan Prabowo untuk melanjutkan program-program prioritasnya. Namun, pemerintah perlu terus mendengarkan aspirasi masyarakat dan memastikan transparansi dalam setiap kebijakan yang diambil.

Pengamat politik menilai bahwa 100 hari pertama merupakan awal yang baik, namun tantangan ke depan akan semakin kompleks. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Tonton disini juga




Friday, December 6, 2024

/

 

Ilustrasi

Pendakwah ternama Miftah Maulana Habiburrahman, yang akrab disapa Gus Miftah, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Pengumuman tersebut disampaikan Gus Miftah dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (6/12) siang.

Dalam kesempatan itu, Gus Miftah menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui proses pertimbangan yang mendalam.

"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, serta dengan penuh kesadaran, saya ingin menyampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ungkapnya.

Gus Miftah menegaskan bahwa pengunduran dirinya bukan karena tekanan atau permintaan pihak tertentu. Keputusan tersebut, katanya, didasarkan pada rasa hormat dan tanggung jawabnya kepada Presiden Prabowo Subianto serta masyarakat Indonesia.


Kontroversi dan Desakan Publik

Keputusan mundur ini muncul di tengah sorotan publik akibat kontroversi yang melibatkan Gus Miftah beberapa waktu lalu. Ia menjadi perbincangan luas setelah video yang menunjukkan dirinya mengolok seorang penjual es teh di Magelang viral di media sosial. Dalam video tersebut, Gus Miftah menyebut penjual bernama Sunhaji dengan kata-kata tidak pantas, seperti "goblok", ketika diminta memborong dagangan Sunhaji di sebuah forum pengajian.

Insiden tersebut memicu gelombang kritik, baik dari masyarakat umum maupun tokoh politik. Bahkan, sejumlah petisi daring yang mendesak Presiden Prabowo Subianto mencopot Gus Miftah dari jabatannya muncul di situs Change.org.

Salah satu petisi berjudul "Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden" telah ditandatangani lebih dari 254 ribu orang per Jumat pagi. Jumlah ini melonjak drastis sejak petisi diluncurkan pada Rabu (4/12) malam.

Baca juga yang lain


Respons Presiden dan Permintaan Maaf Gus Miftah

Presiden Prabowo Subianto disebutkan telah menegur Gus Miftah melalui Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya. Menanggapi kecaman tersebut, Gus Miftah sempat mengunggah video permintaan maaf dan mendatangi langsung Sunhaji untuk menyampaikan maaf secara pribadi.

Sunhaji, di sisi lain, juga telah mengunjungi kediaman Gus Miftah untuk menjernihkan suasana. Namun, tekanan publik terus bergulir hingga akhirnya Gus Miftah memutuskan untuk mundur.

"Keputusan ini saya ambil bukan karena saya terpaksa, melainkan karena rasa cinta dan tanggung jawab saya kepada Presiden Prabowo serta seluruh masyarakat," ujarnya.

 

Pernyataan Kantor Kepresidenan

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komaruddin, menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto mendengar dan mempertimbangkan seluruh masukan masyarakat terkait isu ini.

"Semua aspirasi dari warga negara Indonesia, baik dari tokoh bangsa maupun masyarakat umum, akan ditampung dan diperhatikan oleh Presiden," jelas Ujang.

Baca juga: Kacamata Pintar Samsung Siap Rilis Januari, Inilah Bocoran Spesifikasinya!


Pengunduran diri Gus Miftah menjadi pelajaran penting tentang tanggung jawab seorang pejabat publik dalam menjaga sikap dan perilakunya. Meski mengundurkan diri, Gus Miftah menyatakan bahwa dirinya tetap berkomitmen untuk terus berdakwah dan menyebarkan pesan-pesan positif kepada masyarakat.

Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi kepresidenan serta kerukunan beragama di Indonesia.

Tonton video berikut: Klik di sini!



Tuesday, December 3, 2024

/


Presiden Yoon Suk Yeol resmi cabut status darurat militer Korea Selatan. (via REUTERS/The Presidential Office)

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, secara resmi mencabut status darurat militer yang sebelumnya diberlakukan pada Selasa (3/12) malam. Keputusan pencabutan ini diambil hanya dalam waktu kurang dari 12 jam, menyusul tekanan dari Majelis Nasional yang dikuasai partai oposisi. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Yoon dalam rapat kabinet darurat pada Rabu (4/12), di mana hasil voting Majelis Nasional yang menolak status darurat militer juga disahkan.


Status Darurat yang Kontroversial

Status darurat militer diumumkan Yoon pada Selasa malam pukul 22.00 waktu setempat dan mulai berlaku satu jam kemudian, tepatnya pukul 23.00. Dalam pidato yang disiarkan di televisi nasional, Yoon menyebut adanya "kekuatan anti-negara" yang mengancam demokrasi dan kebahagiaan rakyat Korea Selatan. Ia juga mengaitkan ancaman tersebut dengan komunis Korea Utara yang dinilainya sebagai bahaya besar bagi negara.

Namun, yang mengejutkan banyak pihak adalah fokus Yoon yang justru lebih banyak membahas masalah politik domestik. Dalam pidatonya, ia menuduh Majelis Nasional—yang saat ini didominasi oleh partai oposisi—sebagai "kekuatan anti-negara" dan "sarang penjahat". Yoon bahkan menyebut para legislator oposisi sebagai "diktator" yang merusak tatanan demokrasi dan melemahkan fungsi pemerintahan.

Yoon mengkritik tajam keputusan Majelis Nasional yang memangkas anggaran untuk program-program penting, seperti pemberantasan narkoba dan peningkatan keamanan publik. Ia juga menuding parlemen sengaja menghambat kinerja peradilan dan administrasi negara, sehingga situasi semakin tegang di tengah masyarakat.


Respon Cepat dari Parlemen dan Publik

Deklarasi darurat militer ini memicu reaksi keras, baik dari parlemen maupun masyarakat. Tidak lama setelah status itu diberlakukan, sekitar 190 anggota Majelis Nasional berkumpul di gedung parlemen untuk menggelar sidang pleno darurat. Dalam voting yang dilakukan dini hari, mayoritas anggota parlemen sepakat menolak status darurat militer dan mendesak Presiden Yoon untuk segera mencabutnya.

Di luar gedung Majelis Nasional, ribuan warga turun ke jalan menggelar protes. Mereka menuntut perlindungan terhadap demokrasi dan meminta parlemen segera mengambil langkah hukum untuk memakzulkan Yoon. Demonstran juga menuduh Presiden menggunakan status darurat militer sebagai alat politik untuk menyerang oposisi dan mempertahankan kekuasaannya.

Tonton video berikut: Klik disini!



Menyisakan Polemik

Meski status darurat militer telah dicabut, keputusan Yoon ini meninggalkan polemik besar di Korea Selatan. Beberapa analis politik menyebut langkah Yoon sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang berpotensi merusak stabilitas demokrasi di negara tersebut.

Sementara itu, oposisi terus mendesak penyelidikan lebih lanjut terkait tindakan Yoon, termasuk kemungkinan memulai proses pemakzulan. Dengan situasi politik yang semakin memanas, keputusan Yoon ini diperkirakan akan menjadi isu besar dalam politik Korea Selatan selama beberapa bulan ke depan.


Pandangan Media dan Pakar Internasional

Sejumlah media lokal menilai tindakan Yoon menunjukkan tanda-tanda otoritarianisme. Pakar hubungan internasional juga memperingatkan bahwa retorika Yoon yang menyebut ancaman dari Korea Utara, tetapi fokus menyerang lawan politik domestik, dapat melemahkan kredibilitas Korea Selatan di mata dunia.

Dengan langkah kontroversial ini, Yoon kini berada dalam tekanan politik yang berat, baik dari oposisi, masyarakat, maupun komunitas internasional. Upaya untuk memulihkan kepercayaan publik dan stabilitas politik menjadi tantangan besar bagi pemerintahannya ke depan.


Baca juga: Kenangan Manis Taehyung BTS dan Yeontan yang Menginspirasi Dunia

Baca juga yang lain



/

Sebagai putra Presiden AS Joe Biden, Hunter Biden sering kali menjadi sorotan. Kisah hidupnya telah terpapar di media, menampilkan berbagai aspek. Ini termasuk latar belakang keluarganya dan skandal yang mengguncang politik Amerika.

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang perjalanan hidup Hunter Biden. Kita akan melihat kontroversi yang mengitarinya dan dampaknya terhadap ayahnya, Presiden Joe Biden.


hunter biden


Poin Penting:

  • Latar belakang keluarga Biden dan sosok Hunter Biden
  • Skandal laptop Hunter Biden yang menghebohkan
  • Keterlibatan Hunter Biden dalam perusahaan Burisma Holdings di Ukraina
  • Bisnis Hunter Biden di China dan dampaknya
  • Penyelidikan federal terhadap Hunter Biden

Latar Belakang Keluarga Biden dan Sosok Hunter Biden

Keluarga Biden dikenal luas di Amerika Serikat. Hunter Biden, putra Joe Biden, sering kali menjadi sorotan. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang keluarga Biden dan kehidupan Hunter.


Masa Kecil dan Pendidikan Hunter Biden

Hunter Biden lahir di Wilmington, Delaware, tahun 1970. Ia dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang. Hunter belajar di Universitas Georgetown dan lulus hukum dari Universitas Yale.


Hubungan dengan Joe Biden

Hubungan Hunter dan ayahnya, Presiden Joe Biden, sangat erat. Sebagai anak, Hunter melihat banyak pencapaian ayahnya di politik.


Kehidupan Pribadi Hunter

  • Pernikahan dan Perceraian
  • Perjuangan dengan Masalah Kesehatan Mental
  • Skandal dan Kontroversi yang Membayangi Kariernya

Kehidupan pribadi anak presiden Biden sering kali menjadi topik hangat.

"Saya telah melalui banyak hal dalam hidup ini, tetapi saya selalu bersyukur atas dukungan tak terhingga yang saya terima dari keluarga saya." - Hunter Biden

 

Skandal Laptop Hunter Biden yang Menghebohkan

Pada tahun 2020, skandal laptop hunter biden menjadi topik utama di Amerika Serikat. Laptop yang dituduh milik Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, ditemukan berisi email dan dokumen kontroversial.

Penemuan email hunter biden di laptop tersebut menunjukkan dugaan keterlibatan Hunter dalam bisnis di luar negeri. Ini termasuk Ukraina dan Cina. Pertanyaan muncul tentang pengaruhnya terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden.

"Laptop ini bisa menjadi salah satu skandal terbesar dalam sejarah politik Amerika Serikat."

Skandal laptop hunter biden juga mempengaruhi pemilihan presiden AS 2020. Banyak pihak mempertanyakan dampak informasi di laptop terhadap hasil pemilihan dan kredibilitas kandidat. Kontroversi ini terus menjadi topik hangat di dunia politik AS.

Walaupun Hunter Biden dan pihak terkait telah memberikan tanggapan, skandal laptop hunter biden masih menarik banyak perhatian. Kita harus terus mengikuti perkembangan dan melihat dampaknya terhadap pemerintahan Presiden Joe Biden.


Keterlibatan dalam Perusahaan Burisma Holdings

Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, terlibat dalam perusahaan energi Ukraina, Burisma Holdings. Keterlibatannya di Burisma menyebabkan banyak kontroversi. Ini juga mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Ukraina.


Posisi di Dewan Direksi Burisma

Pada tahun 2014, Hunter Biden bergabung dengan Dewan Direksi Burisma Holdings. Perusahaan energi terkemuka di Ukraina ini. Meskipun tidak punya pengalaman di bidang energi, Hunter mendapat gaji yang cukup tinggi.


Kontroversi Gaji dan Kepentingan

Gaji yang diterima Hunter Biden di Dewan Direksi Burisma menjadi topik hangat. Ini karena tidak sesuai dengan latar belakangnya. Dugaan conflict of interest antara burisma hunter biden dan ukraina hunter biden muncul.


Dampak terhadap Kebijakan AS di Ukraina

Kehadiran Hunter Biden di Burisma dianggap mempengaruhi kebijakan luar negeri AS. Keterlibatannya di Ukraina menimbulkan kekhawatiran. Ada kekhawatiran akan intervensi politik dalam bisnis.

Saksikan video berikut: Klik di sini!



"Keterlibatan Hunter Biden di Burisma membuka celah bagi tuduhan nepotisme dan konflik kepentingan yang dapat mengkaburkan objektivitas kebijakan AS di Ukraina."

 

Bisnis Hunter Biden di China

Keterlibatan Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, dalam bisnis di China menjadi kontroversi besar. Beberapa hal penting tentang bisnis Hunter Biden di China perlu dibahas:

  1. Perusahaan Investasi di China: Hunter Biden bergabung dalam pendirian Bohai Harvest RST (BHR) bersama mitra Cina. BHR melakukan investasi di sektor teknologi, energi, dan pertambangan di China.
  2. Potensi Konflik Kepentingan: Keterlibatan Hunter Biden di China saat ayahnya menjabat Wakil Presiden AS menimbulkan pertanyaan. Apakah ada konflik kepentingan atau pengaruh politik?
  3. Hubungan dengan Pejabat Cina: Hunter Biden memiliki hubungan dengan pejabat tinggi Cina. Ia memperkenalkan mereka dengan ayahnya, Joe Biden, yang saat itu Wakil Presiden.

Kontroversi bisnis Hunter Biden di China menarik perhatian karena potensi dampaknya pada kebijakan luar negeri AS. Ini juga mempengaruhi kredibilitas Presiden Joe Biden.

"Keterlibatan Hunter Biden dalam bisnis di China telah menimbulkan kekhawatiran akan adanya potensi konflik kepentingan dan pengaruh politik yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri AS."

 

Penyelidikan Federal terhadap Hunter Biden

Skandal Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, masih menarik perhatian banyak orang. Penyelidikan federal sedang berlangsung karena berbagai tuduhan. Apa yang menjadi fokus penyelidikan ini?


Tuduhan Penggelapan Pajak

Salah satu tuduhan besar adalah dugaan penggelapan pajak. Otoritas federal sedang memeriksa keuangan dan pajak Hunter selama bertahun-tahun. Kasus ini bisa sangat merugikan reputasi Presiden Biden.


Investigasi Transaksi Bisnis

Penyelidikan juga melibatkan transaksi bisnis Hunter. Ini termasuk hubungannya dengan perusahaan Ukraina, Burisma Holdings, dan bisnis di China. Otoritas ingin mengetahui tentang alur dana dan konflik kepentingan.


Proses Hukum yang Berlangsung

  • Penyelidikan federal terhadap Hunter Biden masih berlangsung.
  • Pihak berwenang sedang mengumpulkan bukti dan memeriksa dokumen.
  • Belum jelas kapan proses hukum akan lanjut.

Situasi ini sangat diawasi oleh media dan publik Amerika. Kontroversi ini bisa sangat berpengaruh pada politik di masa depan.


Dampak Kontroversi terhadap Presiden Joe Biden

Kontroversi mengenai Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, sangat mempengaruhi ayahnya. Skandal laptop Hunter Biden dan hubungannya dengan Burisma Holdings menjadi topik hangat di media. Ini juga menjadi perdebatan sengit di dunia politik AS.

Lawan politik Presiden Biden, terutama dari Partai Republik, menyerang keterlibatan hunter biden dalam skandal. Mereka bilang politik as dan kebijakan luar negeri AS dipengaruhi oleh joe biden hunter biden.

"Skandal Hunter Biden telah menjadi beban berat bagi Presiden Biden. Hal ini telah mengganggu agenda politik dan mempersulit upayanya untuk memfokuskan pada masalah-masalah utama yang dihadapi negara."

Gedung Putih berusaha meredam kontroversi ini. Namun, dampaknya terhadap kredibilitas Presiden Biden tetap besar. Banyak orang pikir joe biden hunter biden harus cepat menyelesaikan isu ini.


kontroversi hunter biden


Kontroversi Hunter Biden sangat mengganggu Presiden Joe Biden. Ini tidak hanya menghambat agenda politiknya. Tapi juga mempengaruhi persepsi publik tentang kepemimpinannya. Penanganan isu ini akan menjadi tantangan besar bagi Gedung Putih di masa depan.


Email Hunter Biden dan Implikasinya

Salah satu kontroversi besar yang menyelimuti sosok Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, adalah bocornya email-email bisnisnya. Peristiwa ini telah memicu spekulasi dan perdebatan sengit mengenai keterlibatan "The Big Guy" dalam aktivitas bisnis keluarga Biden.


Bocornya Email Bisnis

Pada 2020, sejumlah email yang diduga milik Hunter Biden bocor dan tersebar luas di media. Email-email tersebut mengungkap detail-detail kontroversial terkait bisnis dan hubungan Hunter dengan sejumlah perusahaan, termasuk Burisma Holdings di Ukraina.

Konten email ini memicu spekulasi mengenai bisnis keluarga Biden dan dugaan skandal hunter biden yang melibatkan figur-figur penting, termasuk sang ayah, Presiden Joe Biden.


Keterlibatan "The Big Guy"

Salah satu isi email yang paling kontroversial adalah adanya referensi kepada "The Big Guy", yang diyakini merujuk pada Presiden Joe Biden. Ini telah menimbulkan banyak pertanyaan mengenai sejauh mana email hunter biden dapat mempengaruhi reputasi dan kepemimpinan Presiden Biden.

Meskipun pihak Biden telah membantah keterlibatan Presiden dalam aktivitas bisnis Hunter, kontroversi ini terus bergulir dan menjadi bahan sorotan media dan publik Amerika.

"Email-email ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai hubungan antara bisnis Hunter Biden dan pengaruhnya terhadap kebijakan pemerintahan ayahnya."

 

Tanggapan Media dan Publik Amerika

Kontroversi Hunter Bidenputra Presiden AS Joe Biden, sangat menarik perhatian media Amerika. Media konservatif dan liberal menanggapi skandal ini dengan sudut pandang yang berbeda. Ini menciptakan perdebatan yang sengit di kalangan masyarakat.

Media konservatif seperti Fox News dan The Wall Street Journal agresif melaporkan skandal kontroversi hunter biden. Mereka menyoroti isu politik as dan konflik kepentingan Hunter di Ukraina dan Cina. Mereka percaya skandal ini bisa mempengaruhi kredibilitas Presiden Biden dan kebijakan pemerintahannya.

Di sisi lain, media liberal seperti The New York Times dan The Washington Post membahas topik ini dengan lebih moderat. Mereka menekankan pentingnya memisahkan kehidupan pribadi Hunter dari peran politik ayahnya. Mereka berpendapat kontroversi hunter biden tidak berdampak besar terhadap politik as.

"Kehidupan pribadi Hunter tidak boleh dijadikan alat politik untuk menyerang Presiden Biden. Kami harus fokus pada kinerja dan kebijakan pemerintahan, bukan pada skandal keluarga."

Dampak kontroversi hunter biden terhadap opini publik AS bervariasi. Beberapa orang melihat skandal ini sebagai bukti nepotisme dan korupsi. Sementara yang lain memandangnya sebagai serangan politik yang tidak relevan. Ini mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Biden.

Perdebatan dan tanggapan yang berbeda dari media dan publik menunjukkan kontroversi hunter biden sangat politis dan sensitif di Amerika Serikat.


Kesimpulan

Kontroversi Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, sangat menarik perhatian di Amerika Serikat. Skandal laptop pribadi dan keterlibatannya dengan Burisma di Ukraina dan bisnis di Tiongkok menarik perhatian. Kisah hidup Hunter Biden menunjukkan kompleksitas hubungan antara kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi.


Baca juga: Mengenal Connie Rahakundini Bakrie dan Kiprahnya


Tuduhan terhadap Hunter Biden belum terbukti secara hukum. Namun, dampaknya terhadap reputasi Presiden Joe Biden tidak bisa diabaikan. Kasus ini menunjukkan betapa sulit memisahkan jabatan publik dan bisnis pribadi.

Kontroversi Hunter Biden menunjukkan pentingnya memperkuat sistem tata kelola di Amerika Serikat. Diharapkan, ada reformasi dan aturan yang lebih ketat. Ini untuk memisahkan urusan politik dan bisnis, menjaga demokrasi dan kepercayaan publik.

Baca juga yang lain

Powered by Blogger.

Berita populer

Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Prabowo: Kepuasan Publik dan Tantangan ke Depan

  Presiden dan Wakil Presiden Memasuki 100 hari pertama masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berbagai survei menunjukkan tingkat kep...

Search This Blog

Home Ads

Facebook

About



Your source for the lifestyle news. This demo is crafted specifically to exhibit the use of the theme as a lifestyle site. Visit our main page for more demos.

Popular Posts

Popular Posts

BTemplates.com

About

Sport